Buku ke 1
: “Sukses Berkarier Tanpa Bekerja”.
Resensi buku
1 :
Judul Buku
: Sukses Berkarier Tanpa Bekerja
ISBN
: 978-602-342-028-5
Penulis
: Mia Marianne
Penerbit
: Bestari
Tanggal Terbit : November, 2015
Kategori
: Inspirasi
Sinopsis
buku 1 :
Alasan Mia
Marianne menulis buku ini adalah curahan hati pengalamannya sebagai rekrutmen
di perusahaan yang di dirikannya. Buku tersebut terinspirasi dari banyaknya
anak – anak muda di jaman sekarang yang malas bekerja, kalaupun bekerja mereka
maunya langsung jadi bos tidak mau proses, tidak mau melangkah lebih jauh,
maunya hanya instan saja. Maka target dari buku tersebut adalah untuk mereka
yang malas. Dengan membaca buku ini diharapkan dapat membuka mindset atau pola
pikir para pemalas. Penulis berharap buku ini bisa diterima masyarakat
khususnya kawula muda yang sedang meniti karier.
Di dalam
buku ini terdapat langkah perencanaan karier adalah menilai diri sendiri,
menetapkan tujuan karier, menyiapkan rencana – rencana, dan melaksanakan
rencana – rencana. Juga terdapat tiga langkah yang akan ditempuh untuk
merencanakan, menjalani dan mengembangkan karier, Mia Marianne tidak minta
untuk bekerja tapi sangat sederhana
yaitu diharpkan dapat menjalankan aktivitas rutin setiap hari aktivitas
itu adalah :
1. Berdiri
: Berawal
dari Diri SendiRi
2. Berjalan : Berusaha untuk Jadi andaLan
3. Tidur : PresTasImu
DiukUr
Mia
Marianne di dalam buku itu menulis saran menuju sukses yang berisi “ Dalam
proses rekrutmen, kandidat yang dicari selalu karyawan dan karyawati dan tidak
pernah dicari kerjawan atau kerjawati. Itulah alasan saya mengambil judul Sukses Berkarier Tanpa Bekerja, yang
dibutuhkan dalam berkarier adalah karya. “
Buku ke 2 :
“ Menjadi Kaya Dengan Berbisnis : Travel Umrah (A-Z Serba –Serbi Berbisnis
Travel Umrah) “ .
Resensi buku
2 :
Judul Buku
: Menjadi Kaya Dengan Berbisnis : Travel Umrah
(A-Z Serba –Serbi Berbisnis Travel Umrah)
ISBN : 9786023753185
Penulis
: Ruri Erlangga
Penerbit
: PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Tahun Terbit : 2016
Jumlah Halaman : 224 halaman
Berat Buku
: 0,5 kg
Kategori
: Bisnis
Sinopsis
buku 2 :
Peningkatan
jemaah umrah disebabkan oleh peningkatan pendapatan masyarakat dan faktor
daftar tunggu haji yang relatif lebih lama. Hal ini menyebabkan banyak
masyarakat memilih melakukan ibadah umrah terlebih dulu. Oleh karena itu,
bisnis umrah sangat menjanjikan. Bisnis travel umrah merupakan jenis usaha yang
berhubungan langsung dengan ibadah. Dengan menjalankan biisnis travel umrah
dengan mengikuti syariat Islam penulis berharap dapat mendatangkan keuntungan
tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat. Bisnis ini merupakan bisnis yang
abadi dan berjangka panjang dan juga sangat menjanjikan.
Buku Menjadi Kaya Dengan Berbisnis : Travel
Umrah (A-Z Serba –Serbi Berbisnis Travel Umrah) mengupas tuntas segala hal
tentang berbisnis travel umrah.
Contoh Kasus
:
Pak Tri
Sumono yang lewat perusahaan CV 3 Jaya, ia mengelola banyak cabang usaha,
antara lain, produksi kopi jahe sachet merek Hootri, toko sembako, peternakan
burung, serta pertanian padi dan jahe. Bisnis lainnya, penyediaan jasa
pengadaan alat tulis kantor (ATK) ke berbagai perusahaan, serta menjadi
franchise produk Ice Cream Campina.
Dari berbagai
lini usahanya itu, ia bisa meraup omzet hingga Rp 500 juta per bulan. Pria
kelahiran Gunung Kidul, 7 Mei 1973, ini mengaku tak pernah berpikir hidupnya
bakal enak seperti sekarang. Terlebih ketika ia mengenang masa-masa awal
kedatangannya ke Jakarta. Mulai merantau ke Jakarta pada tahun 1993, pria yang
hanya lulusan sekolah menengah atas (SMA) ini sama sekali tidak memiliki
keahlian.
Ia nekat
mengadu nasib ke Ibu Kota dengan hanya membawa tas berisi kaus dan ijazah SMA.
Untuk bertahan hidup di Jakarta, ia pun tidak memilih-milih pekerjaan. Bahkan,
pertama bekerja di Jakarta, Tri menjadi buruh bangunan di Ciledug, Jakarta
Selatan. Namun, pekerjaan kasar itu tak lama dijalaninya. Tak lama menjadi kuli
bangunan, Tri mendapat tawaran menjadi tukang sapu di kantor Kompas Gramedia di
Palmerah, Jakarta Barat. Dari situ, kariernya kembali menanjak menjadi tenaga
pemasar dan juga penanggung jawab gudang.
Pada tahun
1995, ia mencoba mencari tambahan pendapatan dengan berjualan aksesori di
Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Pada tahun 1997, ia memutuskan mundur dari
pekerjaannya dan fokus untuk berjualan. Berbekal uang hasil jualan selama dua
tahun di Gelora Bung Karno, Tri berhasil membeli sebuah kios di Mal Graha
Cijantung. Setelah pindah ke Cijantung bisnis aksesori ini meningkat tajam. Tahun
1999, ada seseorang yang menawar kios beserta usahanya dengan harga mahal.
Mendapat tawaran menarik, Tri kemudian menjual kiosnya itu. Dari hasil
penjualan kios ditambah tabungan selama ia berdagang, ia kemudian membeli
sebuah rumah di Pondok Ungu, Bekasi Utara. Di tempat baru inilah, perjalanan
bisnis Tri dimulai. Ia pun merintis usaha toko sembako dan kontrakan. Sejak
itu, naluri bisnisnya semakin kuat. Saat itu, ia langsung membidik usaha toko
sembako. Ia melihat, peluang bisnis ini lumayan menjanjikan karena, ke depan,
daerah tempatnya bermukim itu bakal berkembang dan ramai. Namun, Tri tak
kehabisan akal. Supaya kawasan tempatnya tinggal kian ramai, ia kemudian
membangun sebanyak 10 rumah kontrakan dengan harga miring. Rumah kontrakan ini
diperuntukkan bagi pedagang keliling, seperti penjual bakso, siomai, dan
gorengan. Selain mendapat pemasukan baru dari usaha kontrakan, para pedagang
itu juga menjadi pelanggan tetap toko sembakonya. Tahun 2006, Tri melihat peluang
bisnis sari kelapa. Tertarik dengan peluang itu, ia memutuskan untuk mendalami
proses pembuatan sari kelapa.Sari kelapa buatannya itu dipasarkan ke sejumlah
perusahaan minuman. Beberapa perusahaan mau menampung sari kelapanya. Tetapi,
itu tidak lama. Lantaran kualitas sari kelapa produksinya menurun, beberapa
perusahaan tidak mau lagi membeli. Ia pun berhenti memproduksi dan memutuskan
untuk belajar lagi.
Untuk
meningkatkan kualitas sari kelapa, ia mencoba berguru ke seorang dosen Institut
Pertanian Bogor (IPB). Melihat keseriusan
Tri, akhirnya sang dosen pun luluh dan mau memberikan les privat setiap hari
Sabtu dan Minggu selama dua bulan. Setelah melalui serangkaian uji coba dengan
hasil yang bagus, Tri pun melanjutkan kembali produksi sari kelapanya. Hasilnya
lumayan memuaskan. Beberapa perusahaan bersedia menyerap produk sari kelapanya.
Sejak itu, perjalanan bisnisnya terus berkembang dan maju.
Analisis :
Kisah
tentang Tri Sumono yang membuktikan bahwa dengan ketekunan dan kerja keras
pasti bisa meraih setiap apa yang di impikan dan cita-citakan. Untuk mencapai
apa yang kita harapkan tidak boleh patah semangat dan putus asa, jika gagal
coba lagi dan mau belajar lagi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi,
karena tidak ada kesuksesan yang dapat diraih tanpa mengalami kegagalan terlebih
dahulu. Ia tetap berjuang serta berusaha dengan sungguh-sungguh tanpa mengenal
lelah sekalipun, hingga yang ia harapkan menjadi seorang yang sukses dapat terwujud
dan hasilnya sangat memuaskan tidak ada hasil yang sia-sia yang selama ini ia
raih dengan kerja keras. Karena kesuksesan yang diraih dari bawah dengan
perjuangan keras akan lebih memiliki makna besar dari pada kesuksesan yang
diraih secara instan tanpa melakukan kerja keras sedikitpun.